fadilla kurniasari

Hari Jumat kemarin ada berita gembira dari kampus. Matakuliah Biologi Sel Molekuler yang seharusnya dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB (jam yang nggak banget) ternyata saudara-saudaraaaa.. DITIADAKAN.
Yeeeeeeee *nebar kembang.
Berita gembira ini disambit  eh! disambut dengan gegap gempita penuh suka cita oleh seluruh mahasiswa STIFAR khususnya kelas A. Nah, di waktu libur dadakan ini saya dan anak-anak 7 wonders (baca postingan sebelumnya tentang “7 wonders”) memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas matematika di tempat kos si Oky. Ini tugas dikumpulin hari Sabtu jadi ngerjainnya ngebut abis. Sekedar pemberitahuan, Oky adalah teman saya yang sebenarnya bernama Lia. Mengapa lantas dipanggil Oky? Ini dikarenakan mukanya yang miriiiiiiiiip banget sama mantan istri Pasha Ungu -Oky Agustina. Jadilah anak-anak pada manggilnya Oky Agustina.
Nah, setelah menyelesaikan tugas matematika tersebut teman saya Chil bilang pengen cari sepatu wedges. Nyari emang ada yang buang ya? Maksud saya beliii, saudara-saudara. Lalu saya, Iyah dan Dias menyatakan diri bersedia menemani Chil ke Matahari dan CL. Pulang dari kosan Oky kami berempat mampir dulu ke kosan Chil untuk sholat Dzuhur dan nganterin Chil ganti baju. Sambil menunggu adzan Dzuhur, saya main-main ke kamar Dinar, teman kami yang juga satu kos sama Chil. Disana ternyata ada Enggar sama Fitri Wulan yang lagi ngerjain tugas. Dinar ternyata ngajakin saya, Dias, Iyah dan Chil nonton Breaking Dawn. Tanpa pikir panjang lagi langsung kami iyakan ajakan Dinar. Enggar sama Fitri nggak mau ikut katanya karena sekarang lagi tanggal tua. Tanggal dimana dompet mereka sedang kekeringan. Si Blacky (hape saya) bergetar hebat pertanda ada telepon masuk. Si Blacky ini ada di dalem tas, pas mau ngambil eh malah kepencet reject. Dasar geblek aku! Mana pas aku baca yang telpon ternyata papa. Segera aku ketik pesan singkat ke papa “ada apa pa tadi telp?sorry kepencet”. Eh sialnya si Blacky lagi mati gaya nggak bisa ngirim sms gara-gara trouble. Jadinya pending deh. Dibuat ngecek pulsa juga nggak bisa. Bener-bener lagi bermasalah operator seluler saya saat itu.
Setelah itu saya ambil air wudhu dan sholat Dzuhur. Selesai sholat dzuhur saya kembali lagi ke kamar Dinar. Daaannnn perkataan Dias menohok saya, ternyata tadi itu belum adzan, huaaa saya berarti habis ini sholat lagi.
*jedukin kepala ke tembok.
Okelah tidak apa-apa. Ceritanya saya ini adalah hamba Allah yang rajin.
*pasang tampang ustadzah. Haha..
Setelah saya mengulangi sholat lagi dan setelah selesai prepare semuanya maka berangkatlah kami untuk nonton si Edward Cullen yang ganteng itu. Kami pergi naik motor dengan posisi seperti ini; saya dan Iyah boncengan naik motor Iyah, Si Dias dibonceng Dinar naik motor Dias (kalau anda baca postingan saya sebelumnya tentang 7 wonders anda akan tahu bahwa Dias tidak mungkin yang bawa motor), selanjutnya Chil bawa motornya sendiri. Cusss kami melesat ke jalanan kota Semarang yang panasnya naujubilah.
*ambil sapu tangan *ngelap keringat *meres sapu tangan
Kami parkir motor di parkiran masjid Baiturrahman Simpang Lima. Saya pandangi penampilan saya absurd banget. Kaos sekenanya dan sandal jepit. Ya! “sandal jepit”! Cukup memalukan untuk masuk mall. Tapi toh biarin deh cuek aja, emang tadi nggak ada niatan mau kesini. Kami segera menuju CL untuk berburu tiket nonton yang pukul 14.00. Waktu masuk ke CL, si Dias dengan pedenya jalan di depan mendahului kami berempat. Muncul ide iseng dari otak kami berempat. Kami jalan di seberang Dias biar tu anak ntar bingung waktu noleh ke belakang udah nggak ada kami berempat. Eh, begitu kami melaksanakan keisengan kami tersebut ada hal yang aneh. Masa iya si Dias nggak nyadar-nyadar kalau dia lagi jalan sendirian. Dias sama sekali nggak nyariin kami berempat. -__________-
Waktu kami lihat ke sekeliling kami Dias udah ilang! Kami mempercepat langkah kami dan kami tetap tidak menemukan Dias dimanapun sejauh mata memandang. Ini kami yang mau ngerjain kenapa malah dikerjain balik???????? Kami mencoba menghubungi hapenya dan nggak diangkat. Oya, si Blacky masih mati gaya. Trus Dinar dan Chil coba sms Dias. Saya lalu berfikir, bagaimana kalau Dias nggak bawa hape? Hadeeeeh… masak iya mau lapor ke recepsionis berita orang hilang. Nggak lucu kan?
Si Iyah juga ikut bikin rempong. “kunci motorku mana ya?” katanya dengan polos. Kalo udah kayak gini bau-baunya tu kunci masih nancep di motor deh. Dan benar saja waktu Iyah menggeledah seluruh isi tasnya, itu kunci nggak ada. Jadilah Iyah balik ke parkiran Baiturrahman nyari kunci di motornya. Beberapa saat setelah Iyah pergi ada sms dari Dias, ternyata tu anak udah antri tiket di Citra21. Waaahh bikin jantung deg-degan aja. Kami bertiga menyusul ke Citra21dan Iyah disms supaya langsung ke atas aja nanti baliknya. Sesampainya disana kami melihat antrean yang panjangnya kayak antrean sembako. Rameee banget. Setelah bertemu Dias, si Dias bilang bahwa tiketnya habis. Adanya yang sore. Kami nggak mau nonton yang sore, jadi kami memutuskan nonton di E-Plasa aja.
Turun ke bawah, trus keluar dari CL, kami berjalan agak cepat menuju E-Plasa. Menembus panasnya kota Semarang yang sangat aduhai, kami layaknya jogging di siang hari. Benar-benar tindakan yang menghasilkan keringat segede jagung. Saya perhatikan teman saya Dinar ini persis nenek saya, kalau nyebrang jalan pasti megangin tangan orang siapapun itu dan jalannya pelan-pelan.hahaha.. Memang sih jarak dari CL ke E-Plasa itu kelihatannya deket. Tapi kalau jalan apalagi setengah lari kayak gini lumayan capek juga. Saat melewati depan parkir E-Plasa, ada sebuah kejadian tragis yang memakan korban teman saya Dias. Kalau di tempat parkir mall atau hotel biasanya kan ada palang otomatis yang membuka dan menutup lagi saat mobil atau motor masuk area parkir. Ceritanya si Dias ini lewat dan pipi kanannya tertampar dengan sadis oleh ujung palang tersebut saat hendak menutup. Saya yang di belakang Dias melihat kejadian tersebut agak ngeri juga. Rasanya kayak nonton film Final Destination. Tapi setelah itu kami tertawa terbahak-bahak. Dan yang bikin dongkol, masnya yang jaga karcis dan nutup palang itu biasa aja nggak ada respon gimana kek. Bener-bener santai kayak di pantaiii -_____-
Sampai disana Dias langsung antre beli tiket. Suasana di E-Plasa lumayan sepi. Saya optimis pasti dapat tiket. Dias memanggil kami dan bilang bahwa tiket yang jam 14.45 adanya mencar-mencar. Jadi kami tidak bisa duduk berdekatan. Sempat bingung apakah mau ngambil itu tiket, kami berdiskusi cukup lama. Setelah diberitahu Dias bahwa pengantri di belakang kami kelamaan nunggu kami langsung mengiyakan saja. Jadilah kami akan nonton dengan tempat duduk yang berjauhan. Chil di bangku H, Dias di bangku G, Dinar di bangku F, aku di bangku E, sedangkan Iyah terdepak jauh di bangku B. Memang cukup menyedihkan karena itu tandanya kami tidak bisa ngobrol pas nonton filmnya. Saat melihat jam ternyata masih jam 14.00. Filmnya masih lumayan lama diputernya jadi kami memutuskan untuk makan dulu. Karena nggak mungkin makan di E-Plasa kami berjalan lagi menuju CL. Perjalanan yang melelahkan (lagi).
*pasang iket kepala.
Yang lucunya, tragedi “palang sial” terulang lagi -_____- kali ini mengintai Chil. Untung dia refleknya bagus. Itu palang persis berhenti di depan wajahnya. Hampir saja gigi Chil lepas semua tuh kalau kena palang sial. Si mas penjaga juga masih santaiiiiiiiii kayak di pantai -____-
Oya, blacky hape saya masih mati gaya. Masih nggak bisa buat sms dan telpon. Operator seluler kampret.
Setelah berpanas-panas ria dan berjalan bak seorang musafir kami sampai juga di CL. Lalu kami makan di Mr. BIG BURGER. Saya, Chil, dan Dias pesan cheese burger sedangkan Iyah dan Dinar pesen steak. Iyah aneh-aneh lagi, pesen steak kok nyari nasi -______-. Dia juga alergi sama burger bahkan ngeliat aja nggak mau. Yang pesan burger bisa segera melahapnya dengan cepat tapiiiiiiiiiiiiii steak pesenan Dinar sama Iyah tak kunjung datang. Sampai jam menunjukkan bahwa sebentar lagi filmnya dimulai itu steak belum mateng juga. Masaknya di Arab kali yah? Si Dinar dan Iyah mulai bingung gimana makannya, akhirnya saya mengusulkan ambil bon aja bilang sama kasir makanannya diambil ntar jam 5 sore aja habis nonton. Merekapun setuju. Setelah urusan steak beres kami berjalan (setengah lari) lagi balik ke E-Plasa. Benar-benar hari yang melelahkan.
*kencengin iket kepala.
Dinar masih megang tanganku kayak nenek-nenek kalau nyebrang. Si Blacky juga masih mati gaya. Operator seluler payah.
Sesampainya di E-Plasa kami mulai mempersiapkan diri buat nonton film yang dimainkan oleh Kirsten Stewart dan Robert Pattinson ini. Setelah mendapatkan tempat duduk masing-masing dengan dibantu oleh mbak-mbak dalam bioskop saya mengamati tempat duduk di sebelah saya. Satu deret kesamping kosong dan isinya cuma saya. Sebuah pesan singkat masuk di hape saya yang satunya (bukan blacky). Ternyata dari Iyah. Dia tau kalau bangku sebelahku kosong. Saya suruh pindah aja dekat saya mumpung kosong, tapi si Iyah nggak berani. Katanya gimana ntar kalau yang punya dateng. Saya jawab “yaudah kamu pindah lagi..hahaha.” dan tu anak nggak bales lagi sms saya
Film pun dimulai. Di bagian awal cerita isinya hmmm…. Lumayan bikin nganga. Ya gitu deh banyak adegan-adegan yang aduhai. Tak lama kemudian datang segerombolan anak SMA yang berisik banget. Eh, ternyata mereka itu duduk di satu deret kosong di sebelah saya. Udah gitu waktu lewat pada nginjekin kaki saya. *melototin *ngelempar sandal
Selama kurang lebih satu setengah jam kisah vampir ini kami tonton dan lumayan seru di bagian akhir. Sayangnya ini cuman sampai part 1 masih ada lanjutannya part 2 tahun depan. Keluar dari teater kami mendiskusikan film dan bertemu Eka, Ica, sama Dian yang notabene teman kami juga. Mereka ternyata akan menonton film yang sama. Lalu kami kembali ke CL untuk menemani Iyah dan Dinar yang belum sempat menyantap steak mereka. Si blacky mulai waras. Saya menerima sebuah pesan singkat dari ayah saya. Jamnya tapi kok siang hari???? Ini isi pesan dari papa:
Kamu liat matahari ada yg bgus skarang
Saya termenung sejenak memikirkan maksud pesan singkat ayah saya. Apa si papa ini lagi di Matahari dan liat ada diskonan barang stok baru yang bagus-bagus? Tau ah, sayapun tidak membalas sms tersebut.
Setelah Iyah dan Dinar menghabiskan steaknya kami menuju Al-Fath, sebuah toko busana muslim. Disana kami hendak numpang untuk menunaikan sholat Asar. Selesai sholat asar, si Chil muring-muring minta ditemenin beli sepatu wedges. Baru-baru ini saya tau ternyata sang pacar yang sedang studi di Solo mau ke Semarang. Hmmmmmmmm pantesaaaan -___-. Tapi berhubung saya nggak mau pulang kemaleman dan jalanan menuju rumah adalah jalur macet jadi saya dan Iyah pulang duluan sedangkan Chil, Dias dan Dinar masih hunting sepatu wedges.
Sampai di rumah, udah Maghrib dan saya dianter Iyah sampe depan pintu pager. Iyah emang baik *cuphug :D
Yang bukain pintu ternyata papa, langsung saja saya nanya maksud sms beliau tadi. Eh ternyata aku bego banget. Maksud papa tuh aku suruh lihat matahari beneran (bukan matahari department store). Waktu siang tadi ada fenomena HALO atau matahari bercincin -_______-
Hhuuuuuffffttttt ini hari yang melelahkan tapi lucu dan menyenangkan ;)
Baiklah pembaca blog yang budiman, sekian postingan saya kali ini. Thanks for visit my blog
Salam cinta, salam ceria :)  

0 Responses

Posting Komentar