fadilla kurniasari
Kemarin siang saya, Iyah, Dea dan Finda ke rumah Hana yang berada di kawasan Tlogosari. Kedatangan kami ke sana ingin mengganggu istirahat siang Hana dengan meminjam semua catatan dan materi-materi kuliah yang tidak kami miliki. Kebetulan lebih banyakan nggak punya dari pada punyanya. hehehe..  Emang dasar mahasiswa geblek dan nggak modal -____-
Pembaca blog yang budiman, mulai tanggal 2 Januari hingga dua minggu ke depan, saya dan teman-teman akan menghadapi ulangan akhir semester (UAS) kami yang pertama kali dengan menyandang predikat sebagai "mahasiswa".
*pasang iket kepala
Saat kami berada di tempat fotokopian dekat rumah Hana, ada sebuah percakapan nggak penting antara kami berempat (saya, Iyah, Dea dan Finda). Percakapan berikut ini sebenarnya dalam bahasa Jawa yang kemudian telah saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Finda: "Eh..gimana ni aku to takut sama UAS. Nilai kuis sama UTS ku kemarin udah jelek-jelek yo"

Iyah: "Iya, mana porsinya nilai UAS dikali lima lagi! Banyak banget yaaa"

Dea: "Halaahh, santai teman-teman, nggak usah dipikir."

Finda: "-___________- mbahmu deee!!" (maaf yang ini tidak diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia soalnya saya bingung nerjemahinnya)

Dea: "Kalau aku pengennya gimana caranya kita bisa dapet nilai bagus tapi nggak usah belajar"

Saya, Iyah, Finda: "DEAAAA....mana mungkinlaaahhh"
*pasang tampang garong (nggak pake kucing)
*bawa pentungan

Saya: "Eh, dosen yang susah buat nyari nilainya tu siapa aja sih?"

Dea: "Bu Arsa, Bu Elisa, Bu Hesti.. dah tu trio macan susah banget diambil hatinya."

Iyah: "Trus gimana dong biar nilai kita bagus? UAS nya nakutin nih"

Dea: "Kalau ajaaa para dosen itu telepon kita terus nyuruh kita untuk ke rumahnya buat nyapu, ngepel, bersih-bersih rumah trus nilai kita bisa jadi bagus, aku mau deh ngapain aja. Bahkan kalau perlu momong (mengasuh) anaknya aku relaaa"

Saya, Iyah, Finda: "iyaaaa deaa.. mau!!"

Saya: "Wah aku juga rela deh de jadi kayak pembokatnya tapi nilai kita ntar bagus. hahaha.."




Pembaca blog yang budiman, beginilah kalau otak sudah mulai pada eror -_____- maunya lewat jalan pintas aja. Jangan ditiru!
Akhirnya kami memutuskan buat belajar bareng sebagai solusi yang masuk akal.
Kemarin dengan begonya kami sempat terlintas pertanyaan kalau buku-buku itu kami bakar trus abunya diminum bisa beneran jadi pinter nggak sih?
Gini nih kalau udah frustasi, otak jadi ngaco nggak ketulungan.

Hfffffttt.... seperti kata Iyah, cuma bisa banyak-banyak berdoa aja pada yang diatas (bukan cicak!)
Semoga dua minggu ke depan kami diberi kelancaran, Aminnn
Oya, blog saya juga akan berhibernasi dulu yaa..
Jangan kangen sama saya
#plak!

Sekian postingan kali ini
Salam cinta, salam ceria, Wish us get tons of luck :)
fadilla kurniasari
Pembaca blog yang budiman, terimakasih anda masih setia membaca postingan-postingan di blog saya :D
It means everything for me, sure.. :)
Kali ini saya akan bercerita tentang teman saya di kampus. Karena saya tidak mau dilaporkan ke kantor polisi gara-gara kasus pencemaran nama baik, maka saya akan menyamarkan nama teman saya. Kan repot urusannya nanti kalau saya masuk infotainment dan jadi terkenal (hayyyaaaah -_____-) *abaikan

Jadi anggap saja nama teman saya adalah si "X"
Dia teman saya sekelas di kampus. 
Dia pintar. Tidak hanya lebih pintar dari saya, mungkin juga lebih pintar dari sekitar lima puluhan mahasiswa lain di kelas kami.
Dia rajin. Tidak hanya lebih rajin dari saya, mungkin juga lebih rajin dari sekitar lima puluhan mahasiswa lain di kelas kami.
Dia selalu memperhatikan setiap detil omongan yang keluar dari mulut dosen. Bahkan jikalau memungkinkan, dia mungkin juga tidak akan bernapas saat dosen sedang menjelaskan materi kuliah di depan kelas. Pokoknya semua penjelasan dari dosen harus masuk kedalam kepalanya.
Dia memiliki segala buku, modul, fotokopian, materi pokoknya benda apapun yang menunjang perkuliahan.
Teman saya ini hebat kan :)

Tapi saya menyayangkan suatu hal dari teman saya yang hebat ini.

Teman saya adalah si pemain tunggal, dan dia tidak suka diusik.
Suatu ketika saya pernah sekali minta diajari olehnya tentang materi suatu matakuliah yang tidak saya mengerti. Dan tahukah anda apa yang terjadi? dia menolak saya mentah-mentah :)

Teman saya adalah si pemain tunggal dan dia tidak suka diusik.
Pernah suatu ketika saya mendapat cerita dari teman dekat saya tentang si "X". Jadi teman saya waktu itu satu kelompok dengan si "X". Kemudian waktu mengerjakan tugas kelompok, si "X" mengerjakan sendiri  sekitar 80% tugas tersebut tanpa kompromi dengan rekan satu kelompoknya. Teman saya tidak diberitahu apa-apa pokoknya tahu-tahu tugas tersebut udah jadi aja :)

Teman saya adalah si pemain tunggal dan dia tidak suka diusik.
Di kampus, biasanya hanya beberapa mahasiswa yang ngopi slide-slide materi kuliah dari dosen, lalu yang lainnya kemudian pinjam dan ngopi dari temannya yang sudah ngopi tadi. Teman saya si "X" ini tentu saja termasuk dalam kategori mahasiswa yang ngopi dari dosen, tapi dia bukan termasuk dalam teman yang mau meminjami pada temannya :)

Saya mencoba mengerti ketika teman saya si "X" tidak mau mengajari saya kala itu. Mungkin dia memikirkan tentang teori hukum "untung-rugi dan timbal-balik". Saya menyadari mungkin saya tidak bisa memberikan simbiosis mutualisme seperti yang dia harapkan. Mungkin dia berpikir kalau dia mengajari saya, dia hanya akan memberi keuntungan pada saya, tapi dia tidak mendapatkan apapun dari saya. Saya mengerti akan hal tersebut dan saya tidak tersinggung :)
Saya hanya prihatin terhadap teman saya ini, dia melewatkan suatu hal penting.
Saat dia bersikap seperti itu berarti yang ada dalam pikirannya kala itu:
1. Dia pintar
2. Saya tidak
Tidakkah itu suatu tindakan yang bernama "sombong"?

Dan lagi, kita selalu bisa belajar apapun dari siapapun. Manusia memang majemuk dan kapasitas masing-masing individu berbeda satu sama lain, tapi semua orang punya kekurangan dan juga kelebihan.
Kita selalu bisa belajar sesuatu dari orang lain, bahkan sekalipun bila orang tersebut (maaf) idiot, cacat, miskin, hina, bodoh apapunlah.
Jadi hendaknya jangan pernah kita meremehkan orang-siapapun itu. :)

Ambisi juga perlu, saya salut dengan semangat belajar teman saya tersebut. Seperti kata pepatah mimpi tanpa ambisi untuk mewujudkannya itu seperti burung tanpa sayap. Tapi ketika ambisi tersebut porsinya overdosis, maka secara alamiah yang namanya "ego" akan menyelimuti kita. Dan lagi, ketika kita tak bisa mencapai target yang telah ditetapkan, atau ketika kita mengalami sesuatu yang bernama jatuh, maka perasaan kita akan terluka sangat dalam.
Saya tidak bilang teman saya ini egois, tidak. Saya hanya bilang dia melewatkan hal penting tersebut :)

Namun, pada akhirnya saya juga tidak memiliki hak secuilpun untuk protes terhadap sikapnya. Dia berhak menentukan mau menjadi seperti apa dirinya.
Dan lagi, dia tetaplah dia
yangmana adalah teman saya :)

Postinganm kali ini bukan bermaksud sok mengkritisi ataupun menjelek-jelekkan teman saya, tidak. Saya hanya berharap saya dan para pembaca blog bisa belajar sesuatu dari teman saya ini.:)

Sekian postingan kali ini
Salam cinta, salam ceria :)
fadilla kurniasari
Pembaca blog yang budiman, apakah anda termasuk dalam orang yang hobi berfoto ria?
Berfoto ria merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan apalagi bila dilakukan bersama orang-orang terdekat. Kegiatan ini tidak hanya dijadikan sebagai metode mengabadikan momen penting saja namun sudah menjadi kegiatan lumrah yang menghibur dan untuk kesenangan pribadi.
Pada era saat ini dimana yang namanya jejaring sosial sudah menjadi trend dalam kehidupan sehari-hari, hobi berfoto ria bisa disalurkan melalui media jejaring sosial.

Nah, untuk postingan kali ini saya sebagai pengamat fotografi di dunia maya, meychan, mulan dan kawan-kawan akan mencoba untuk mengulas tentang aliran atau gaya-gaya foto yang lagi ngetrend di kalangan remaja saat ini.
Oleh karena itu mari duduk yang manis, simak baik-baik penuturan dari Dilla Suryo (titisan dari Roy Suryo)
#plak!
cekidot!

Di dunia maya (nggak pake ahmad) secara garis besar ada 3 jurusan (kayak angkot aja) pose atau gaya foto.
Yang pertama adalah "alay" yang kedua adalah "gaul" dan yang ketiga yaitu "standard/normal/tidak teridentifikasi".

Karena kalau gaya foto alay semua orang bumi udah pada tau cara mengidentifikasinya maka kali ini saya akan mengulas gaya foto (yang katanya) gaul.
Berikut pemaparan di antaranya:
*benerin dasi
*pake kacamata

1. Foto di foodcourt
Selama saya berkeliaran di jejaring sosial, saya tidak (atau mungkin belum) pernah yang namanya nemuin orang pasang profil picture atau upload foto yang berlatarkan warung nasi kucing.
Kalau foto dengan latar tempat di berbagai foodcourt mah ada banyaaaaaak bangeeeeet.
Ini kemudian saya simpulkan sebagai salah satu jenis foto "yang gaul".
Tapi kalau saya pikir-pikir kok jadi kayak iklan gitu yee? Harusnya yang punya tu foodcourt bayar ama yang ngambil foto, kan secara tidak langsung mereka udah dipromosikan di media publik. haha..

2. Foto gaul kebalikan dari foto alay 
Kalau foto alay itu biasanya nunjukin muka yang full ekspresi (yang kadang-kadang juga tidak wajar) dan zoom maksimum maka foto gaul itu lebih cool dan ngambilnya sebadan hampir keliatan semua. Penempatan kamera juga nggak kayak foto alay yang biasanya "lebih ke atas" serta full lighting. Foto gaul itu lebih normal dan pose yang paling banyak dilakukan paling-paling berdiri serta berkacak pinggang, berdiri nyilangin kaki, senyum simpul yang cool dan sebagainya, pokoknya lebih cool aja.
Rumus dari foto gaul = tidak norak

3. Foto di depan cermin
Ini kebanyakan pelakunya adalah cewek.
Mereka pegang handphone yang biasanya merk "hp sejuta umat" (baca: blackberry) lalu berdiri di depan cermin yang agak gedean dan memotret bayangan diri sendiri di cermin tersebut.
Seperti saya katakan di atas, foto gaul itu nunjukin gambar yang nggak cuman muka doang (kayak foto alay) tapi bodi juga keliatan. Makanya mereka butuh cermin yang agak gede/panjang.

4. Take a picture with DSLR
Kalau anda menemui orang yang berfoto dengan kamera canggih ala anak-anak fotografi (sebut saja DSLR) maka perlu digaris bawahi belum tentu itu kamera punya dia dan belum tentu juga dia anak fotografi.
Salah satu gaya andalan foto gaul adalah berpose seperti hendak memotret sesuatu dengan kamera layaknya seorang fotografer handal.
hahaha.. ada-ada aja ya.. Saya juga nggak ngerti dapet teori darimana tapi katanya pose seperti ini keren banget kuadrat.

5. I'm go abroad!
Kalau yang ini rada jarang sih, karena butuh duit berlebih untuk melakukannya haha..
Yang menjadi hal menyenangkan saat kita upload foto-foto kita adalah ketika kita bisa bikin orang yang ngeliat foto kita berdecak kagum dan kalau perlu sampe pada nganga tu mulut mereka. Pergi ke luar negeri? nggak semua orang bisa melakukannya, makanya ngambil beberapa foto lalu diupload is a must !!

6. Gaul = banyak teman
Foto yang gaul juga menganut teori sosial. Biasanya mereka foto rame-rame bersama teman-temannya. Mereka menunjukkan bahwa mereka suka nongkrong bareng teman-temannya dan mengukuhkan diri sebagai manusia yang tidak cupu dalam pergaulan.

7. Foto dengan "kendaraan keren"
Adakah pernah anda jumpai di jejaring sosial seseorang berfoto dengan menaiki becak?
Rasa-rasanya jaraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang banget.
Foto yang gaul itu saat kita foto dengan kendaraan yang keren, yang elite.
Misalnya foto di dalam mobil, foto naik motor harley davidson atau motor ninja, dan sebagainya. Biasanya oknum dari fenomena tersebut adalah kaum adam. Tapi tidak menutup kemungkinan juga pada kaum hawa.

Nah, pembaca blog yang budiman.. itu tadi beberapa pemaparan gaya foto yang katanya gaul.
Sebenernya nggak ada masalah anda mau foto kayak gimana toh muka-muka anda sendiri.haha...
Saya hanya mencoba memaparkan realita dunia perfotoan dengan teori yang seratus persen nggak mutu. hahaha..
Sebenernya anda mau foto dengan gaya, pose dan latar apapun kalau cantik mah cantik aja, iya nggak?
*kibas rambut
Dan lagi, yang namanya gaul atau nggak gaul itu relatif. So, it's okay gaya foto apapun yang anda anut kita tetap saling menghargai :)

Sekian postingan kali ini
Salam cinta, salam ceria :)
fadilla kurniasari
Pembaca blog yang budiman, udah sejak hari Selasa lalu saya menderita sakit yang aneh.
Gejala ini muncul secara tiba-tiba saat hari Selasa malam. 
Jadi tangan, kaki, badan bahkan muka saya muncul bercak merah-merah dan rasanya gatal sekali.
Ibu saya yang kebetulan adalah seorang perawat memprediksi bahwa saya terkena alergi terhadap sesuatu.
Saya lumayan heran kenapa bisa kena alergi, soalnya selama saya lahir sampai detik ini juga saya nggak pernah punya sejarah alergi terhadap apapun. Ibu saya langsung wawancara daftar makanan apa saja yang sudah saya makan selama seharian. Saya cuma makan nasi kare ayam di kantin dan ayam kremes di warung depan kampus.
Semua makanan bertema ayam. 
Masa iya saya alergi ayam???? biasanya nggak terjadi apa-apa kalau saya makan ayam.
Kemudian ibu saya mulai bertanya riwayat tempat yang sudah saya kunjungi selama seharian.
Saya cuma ngampus, trus ke kosan Chil, sama ke rumah si Dea buat belajar farmasetika bareng anak-anak.
Daaaannnn... sebentar, sebentar.. saya baru ingat. Rumahnya Dea itu kosong dan jarang di tempatin, disana banyak banget debunya. Apa mungkin saya alergi debu???
Ibu saya membuat dugaan sementara: sepertinya saya alergi debu. Tapi saya juga divonis ibu saya untuk sementara ini jangan makan ayam dulu T.T oh tidaaaaaaaaaaaaakkkkkk....
*ngesot
*jedukin kepala ke tembok

Pembaca blog yang budiman.. saya tidak bisa membayangkan kalau musti nggak makan ayam.
Di kampus saya hampir semua makanannya bertema ayam. Ayam kremes, Ayam panggang, Soto Ayam, Nasi goreng ayam, Mie ayam, pokoknyaaa ayam ada dimana-mana..
*nelen ludah

Hari Rabunya saya kumat lagi, akhirnya ayah saya mengantarkan saya ke klinik 24jam dekat rumah buat periksa. Waktu periksa disana saya udah punya feeling nggak bagus. Pas saya masuk ruangan untuk di periksa, dokternya cewek dan masih lumayan muda. Kayaknya ni dokter baru aja lulus deh.
Setelah saya diperiksa, si dokter bilang saya memang terkena alergi. Tapii kata dokter cuman saya yang bisa tahu saya ini alergi sama apaan. Jadinya saya suruh nginget-nginget makanan apa yang bisa bikin "si merah" di badan saya jadi bermunculan seperti itu. Okelah, saya nggak akan makan ayam!!!
*garuk tembok

Si dokter kemudian nyuntik saya. "Di tangan apa di kaki dek?" tanya sang dokter.
"Hah??" saya mupeng ngeliatin tampang si dokter. (Bukannya biasanya suntik di pantat ya??)
Ya udah mungkin ini metode baru pikir saya.
"Di tangan dok." jawab saya
Si dokter kemudian memasukkan jarumnya yang mengerikan itu ke tangan kiri saya.
Tapiiii setelah itu jarum nancep di tangan kiri saya, eh sama tu dokter dicabut lagi!
Si dokter sempet kayak mikir gitu untuk beberapa saat kemudian dia ngulangi masukin itu jarum di tempat yang berbeda dari sebelumnya. 
Saya nahan rasa sakit untuk beberapa saat. Tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii sumpah demi apa, si dokter itu belum juga masukin obatnya ke tangan saya malah dicabut lagi jarumnya!!!!
-_________________________-

Feeling saya bener deh yaa..
ini dokter becanda apa gimana sih -___-
Dikiranya disuntik nggak sakit apa?

Untuk kali ketiganya si dokter berusaha menyuntik saya lagi. Kalau sampai yang ini nggak jadi jugaa saya mau pulang ajaa!!!
Yaak dan ternyata yang ketiga kali ini berhasil saudara-saudaraaa..
*tepuk tangan

Ketika saya menceritakan pada ibu saya perihal dokter menyebalkan itu ibu saya langsung nyeplos; "Wah dokter oon.. vena gampang kayak gini masa nggak bisa nemu."
Bener deh yaa saya jadi korban suntik asal-asalan kali ini -___-

Hari Rabu malam, saya masih dihinggapi "si merah" sialan itu.
Kalau saya minum obat, "si merah" langsung pada ilang, tapi ntar beberapa jam kemudian nongol lagi deh mereka -_-

Hari Kamis, makin parah aja tu badan saya.
Yang nggak banget mereka itu ada di muka juga. Bahkan mata saya juga jadi rada bengkak gitu.
Terussss gatalnyaaa nggak usah ditanyaaa deh.
Untung pas hari Kamis, sakit saya nggak kumat di saat kuis. Sakit saya kumat pas matakuliah terakhir.
Padahal saya udah minum obat yang diberikan si dokter kemarin. Tapi nggak ngefek sama sekali. Sempat terlintas dalam benak saya untuk minum obatnya melebihi dosis. Untungnya si Dea ngingetin saya untuk nggak melakukan tindakan berbahaya tersebut.

Chil, Dias, Dea memberikan beberapa saran buat saya.
Dari mulai usul jenis obat tertentu sampai usul mandi pake air garam -___-"
Karena nggak sabar, begitu pulang kuliah saya langsung ke kosan Chil buat ngambil obat yang mau dikasih Chil. Walau cuman 2 biji tapi lumayan deh dapet gratisan.
Si Dias juga ngasih obat sebiji ke saya. Saya terima juga deh.
Pulangnya saya diantar Dina mampir apotek di pinggir jalan. Saya beli bedak caladine cair buat nahan rasa gatelnya sementara.
Sesampainya di rumah, saya ngaca daaaannnn muka saya udah merah semua kayak Mr. Krabb
Tanpa ba bi bu lagi saya minum obat yang dikasih Chil dan Dias sekaligus. Nggak urusan kalau tadi juga udah minum obat.

Bercak merah ini masih suka muncul sampai saat ini.
Tapi mereka ntar ilang sendiri. 
Datang dan pergi sesuka hati.

Ibu saya lalu rutin menyuntik saya tiap hari supaya "si merah" pada ilang.
Memang sekarang sudah rada mendingan. Seenggaknya mereka udah nggak sebanyak kemarin. Tapi tetep aja judulnya belum sembuh -__-

Hadeeeehhh... doakan saya cepat sembuh yaaa
Soalnya bentar lagi udah UAS. Nggak lucu kan kalau pas ngerjain soal saya garuk-garuk mulu kayak Sun Go Kong? -_______-

Baiklah pembaca blog yang budiman.
Sekian postingan edisi curhat kali ini.
Apapun sakit saya kali ini tetep aja disyukuri,  mungkin saya nggak separah orang-orang di luar sana banyak yang lebih menderita daripada saya. Seenggaknya saya nggak mati dan masih bisa posting di blog ini. haha..

salam cinta, salam ceria ;)

fadilla kurniasari
Dear pembaca blog yang budiman, maaf kalau postingan edisi hari ibu ini telat sehari.hehe.. Hal ini dikarenakan saya kemarin lagi sakit saudara-saudara. (sekarang juga masih sih).

22 Desember kemarin adalah hari ibu

Waktu saya buka facebook dan twitter widiihh pada kompakan isinya ucapan selamat hari ibu semua.
Ada juga yang pasang status ngasih buket mawar ke ibunya. #sosweet
Saya sendiriiiiii nggak ngasih apapun di hari ibu ke ibu saya. Soalnyaa... ibu saya itu bukan termasuk ibu-ibu yang so sweet gitu. -______-
Kalau saya ngasih buket mawar ke ibu saya seperti yang dilakukan teman saya, yang ada malah dimarahin buang-buang uang aja. -________-

Menurut beliau, nggak ada yang spesial dari hari ibu.
"Hari ibu itu ya setiap hari, bukan tanggal 22 Desember aja. Emangnya anak berbakti sama emaknya cuman setaun sekali?" begitu kata ibu saya.

Eniweiii..
Walaupun saya nggak ngasih apa-apa di hari ibu, bukan berarti saya pelit, nggak berbakti atau nggak care sama ibu saya. Dengan kita nggak bikin marah ibu kita aja itu udah hadiah paling indah buat beliau.

Waktu saya kecil dulu, kalau ngaca bareng ibu saya, saya selalu bilang "Ma, kok aku sama mama cantik mama yaa??"
Jadi wajah saya itu 80% mirip ayah saya, padahal saya pengeeeen banget muka saya kayak ibu saya. Ibu saya itu cantiiiik man! putih, mancung pula!
#ngesot
*cakar tanah

Terus saya itu nggak bisa feminim kayak ibu saya.
Ayah saya aja sering marahin saya gara-gara saya suka ngomong keras-keras. -_____-"

Pokoknya saya selalu pengen niru ibu saya.
Kalau remaja-remaja lain mungkin pada pengen niru gaya artis misalnya "Aduuhh.. gue pengen kayak Annisa Cherrybelle" atau mungkin "waah.. keren kali ya kalo rambut gue kayak Olla Ramlan" dan sebagainya.
Saya justru lebih suka niru apapun tentang ibu saya.
Daaaannn nggak berhasil. hahaha...
Saya sama ibu saya itu jauh kayak langit dan bumi.

Ibu saya cantik, saya (agak) cantik.
Ibu saya pintar, saya (agak) pintar.
Ibu saya lemah lembut, saya (agak) lemah (tidak) lembut.
Ibu saya sabar, saya (sedikit) sabar
Ibu saya rajin, saya (kadang-kadang) rajin.
Ibu saya perhatian, saya (jarang) perhatian.
Ibu saya pembersih, saya (kalo lagi pengen aja) pembersih.

Seiring waktu berlalu, (ceilaah bahasanya dil) saya makin beranjak dewasa sekarang.
Kadang saya suka merenung. Saya sering berselisih pendapat sama ibu saya.
Mungkin ini karena jiwa muda yang masih menggebu-gebu. Ngerasa bersalah juga sih..
Saya berpikir, mungkin jadi orang tua itu nggak segampang yang kita kira.
Mungkin terkadang susah buat ibu saya untuk memahami pola pikir anak muda seperti saya.
Tapi, yang namanya seorang ibu itu pasti selalu ingin anaknya jadi yang terbaik :)

jadiii Selamat Hari Ibu yaaa buat semua ibu hebat di dunia.
Daaan semoga saya bisa menjadi ibu yang hebat juga kelak :)

At last but not at least.. I just wanna say...

Tuhan udah begitu baik padaku hingga aku bisa memanggil seorang wanita hebat bernama Tri Agus Djuharni dengan sebutan "mama" :)

sekian postingan kali ini..
salam cinta, salam ceria, I Love You Mom. :) :) :)
fadilla kurniasari
Sebelum saya memulai cerita postingan kali ini, saya akan memperkenalkan seseorang. Sayangnya saya tidak memiliki foto sang pelaku, jadi lewat kata-kata aja ya. Dia sosok penting dalam postingan kali ini. Ibarat kalau di film, he is the main character.
Namanya Dimas Pangesti.
*tendang Dimas
*nebar kembang
*pasang blower
Dia teman sekelas saya di kampus. Anaknya pendiem. Sepi kayak kuburan. Awalnya, saya dan anak-anak 7wonders (baca postingan 7WONDERS) takut deketin si Dimas ini. Semua bermula saat kami belajar bareng sama Dimas. Kami mencoba memahami kayak gimana sosok si Dimas ini. Waktu dapet tugas biosel, kami ngajak Dimas buat satu kelompok sama kami. Seiring meningkatnya intensitas kebersamaan kami sama Dimas, kami mulai mengenal sosok Dimas. Tadinya, yang ada di otak kami, si Dimas ini sosok yang nakutin, pendiem, yah..pokoknya beda jurusanlah sama saya dan teman-teman saya yang sableng nggak ketulungan. Tapi, ternyata Dimas ini nggak gitu-gitu amat. Orangnya asik juga.
Nah, si Dimas ini terkenal berasal dari kota Palembang. Tapi, selidik punya selidik ternyata Dimas nggak berasal dari Palembang. Dimas itu berasal dari daerah (dekat) Palembang. Lebih tepatnya Lubuk Linggau. Ini kota nggak ditemukan di peta ATLAS (kata Iyah) alias sebuah kota kecil. Dari sinilah muncul lelucon baru dan panggilan sayang buat Dimas yakni si “Lubuk Linggau”.
Dasar saya dan teman-teman adalah makhluk Tuhan paling kurangajar, hari-hari Dimas jadi sedikit diliputi penderitaan setelah bersama kami. 
*ketawa setan
Misalnya seperti hari Jumat kemarin. Seperti saya ceritakan tadi, kami dapat tugas biosel. Dan tugasnya itu susaaaaaaaaaaaaaah banget. Tugasnya adalah mereview jurnal tentang rekayasa genetika. Sebenernya kami udah milih judul jurnal yang gampang. Tapi saudara-saudaraaa masalahnya cuman 1. It’s just the matter of language. Bahasanya itu bahasa Ratu Elisabeth alias bahasa Inggris. Yah, maklum kami adalah sekumpulan mahasiswa cacat Inggris jadi kalau nerjemahin jurnal bahasa Inggris tuh susahnya kayak nerjemahin prasasti berbahasa sansekerta.
*ngesot
*garuk tembok
Kemarin siang adalah deadline pengumpulan tugas, sedangkan jam kuliah biosel adalah jam satu siang. Pembaca blog yang terhormat, tahukah anda? Tugas kami selesai setengah jam sebelum jam kuliah dan itu belum diprint pula!. Tragedi seperti ini diakibatkan kami kalau kumpul ngerjain tugas bareng malah kebanyakan haha hihi daripada mikirnya. Jangan tiru kelakuan busuk seperti ini, tapi contohlah. (lho)
Kami segera cari tempat yang bisa buat ngeprint dan langsung ngeprint tugas nggak pake lama, nggak pake napas (mati dong -_-). Pas mau ngeprint, baru inget lupa bikin cover. Dasar geblek!.
Jam menunjukkan pukul satu siang, kami bingung setengah hidup. Dan Dimas akhirnya diputuskan sebagai sang penyelamat (baca: tumbal). Jadi kami ke kampus dan Dimas disuruh jilid tugasnya. Tergopoh-gopoh saya, Dea, Finda, Chil, dan Dias menuju kelas. Sampai di sana ternyata bu Arsa, dosen biosel kami, lagi ngabsen. Pas nama Dimas dipanggil Dea nyaut “LAGI JUMATAN BUU”. And guess what, bu Arsa jawab “oh, mesjidnya beda ya?”. Muka si Dea langsung berubah kayak jengkol gosong. Ni anak juga sih ngasih alesan nggak pake mikir dikit. Masa ada sholat jumat jam 1 siang belom kelar -_______-
Si Dimas langsung ditelpon sama Dea, disuruh bilang ntar kalo ditanya bu Arsa kenapa telat jawabannya habis Jumatan. Jenius nggak sih -______-
Persis kayak di film-film kami harap-harap cemas nungguin Dimas yang tak kunjung datang. Kami berharap Dimas lari, terbang atau apa kek biar cepet nyampe kelas soalnya bu Arsa udah selesai ngabsen dan siap nagih tugas. Dimas yang dinanti pun akhirnya datang juga bersama tugas yang udah dijilid. Tapiii kenapa bentuk makalahnya nggak karuan gitu ya? udah kusut, kucel, ditekuk-tekuk. Sangat tidak berperikekertasan.
Terus, waktu kelompok kami didaulat bu Arsa buat presentasi, si Dimas kami suruh jadi moderator. Dan ternyataaa ketahuan deh si Dimas ini sangat sangat sangat dan sangat demam panggung. Dia nggak mau ditunjuk. Alesannya karena nggak pernah presentasi. “Aku kalau presentasi langsung sakit ntar besoknya” begitu dalihnya. But, there’s always the first time. Kami rayu (baca: paksa) si Dimas supaya mau. Dan bener aja waktu presentasi si Dimas emang rada memalukan -_____- grogi tingkat dewa 19.
Ada kejadian lucu waktu ngerjain tugas, salah satu diantara kami, saya lupa siapa, nulis nama Dimas di makalah presentasi dengan nama “DIMAS LUBUK LINGGAU”. Hal ini jadi lelucon besar-besaran waktu itu, tapi yang jadi masalah ternyata itu tulisan ajaib belum dihapus sampai waktu presentasi di kelas. Sang korban pun tidak menyadarinya. Hahaha…
Lalu jiwa iseng kami yang mahadahsyat tidak berhenti sampai situ saja. Waktu pulang kuliah, kami iseng ngeliatin area parkiran dari lantai dua sambil bicarain si Dimas. Saya nyeplos asal aja ngomong gimana kalau motornya Dimas dikerjain mumpung orangnya belum pulang. Dan seperti kata bang napi: ada niat, ada kesempatan, terjadilah kejahatan. Haha..
Jadi, motor si Dimas ditempel kertas bertuliskan “MADE IN LUBUK LINGGAU”. Untuk menemukan motor si Dimas di parkiran sangatlah mudah. Selain karena spionnya cuman satu doang, plat nomornya yang berhuruf BG cuma ada satu di kampus kami. Dea langsung nyobek kertas lalu menuliskan kalimat tersebut. Nulisnya biar jelas pake spidol hitam yang gede. Waktu mau nempelin itu kertas, Dea bingung nggak ada lem, isolasi atau apapun untuk bikin nempel. Untungnya saya lagi jenius siang itu. Saya teringat kalau saya habis beli makanan pempek dari catering teman saya, Ratih. Dan ternyata pempek itu masih mentah, belum digoreng. Anda tau pempek itu terbuat dari tepung kan? Tepung juga bisa dijadikan lem. Jenius kan?
Langsung saya menawarkan lem ajaib itu pada Dea, lalu ditempel ke plat nomor motor si Dimas. Setelah memastikan si kertas merekat dengan baik di plat motor Dimas, kami langsung ngacir kabur ke rumah masing-masing sambil tertawa puas.  Saat mengetik postingan ini saya senyum-senyum sendiri bayangin tampang si Dimas yang shock karena motornya telah diperlakukan secara tidak hormat oleh sekelompok mahasiswi iseng. Semoga keesokan harinya kami nggak dijadikan pempek oleh Dimas -_-v
gambar di atas adalah motornya Dimas yang telah kami perlakukan tidak senonoh.
Pembaca blog yang budiman, jangan ditiru ya perbuatan tidak lazim seperti ini. Bukannya kami nggak sayang sama Dimas, tapi justru karena kami sangaaaaaaaaaaat sayang sama Dimas makanya kami becandain kayak gini. Hahaha..  piiiss mamen -_-v
oya, ehem..lem penemuan saya sepertinya harus segera dipatenkan.

*benerin dasi
*kibas rambut
sekian postingan kali ini
salam cinta, salam ceria, hidup lubuk linggau!!! :)
fadilla kurniasari
The music is around of us. Only you have to do is listen (August Rush)

Musik itu ada di sekitar kita. Gratis lagi. Modalnya cuma sepasang kuping (yang berfungsi dengan baik) doang. Apakah anda termasuk dalam orang yang menyukai musik? Saya sendiri sangat sangat sangat dan sangat suka musik. (banyak amat ya sangatnya??)

Bicara soal musik itu bicara soal selera. Yang namanya musik itu ada aliran atau genrenya. Semakin maju jaman, aliran musik makin banyak dan variasi. Jadi jangan heran kalau para orang tua nggak suka sama lagu jaman sekarang yang anak muda banget atau kebalikannya.

Katanya, kalau kita suka sama aliran jenis musik tertentu itu bisa menggambarkan watak atau sifat kita.

Eniweiii saya sendiri adalah orang yang suka sama musik yang easy listening aja. Mau itu pop, jazz, RnB, reggae, yang penting bukan dangdut dan musik metal yang liriknya kayak ibu hamil lagi muntah-muntah aja. Sekarang di Indonesia juga lagi marak-maraknya musik K-pop. Saya sendiri nggak terlalu paham juga sih.
Yahh..Semua orang punya selera masing-masing soal sensing musicnya. Dan itu sah-sah aja.

Oya, tiap-tiap orang juga punya cara sendiri dalam menikmati musik.
Cuman yang saya masih nggak paham kenapa orang-orang yang nonton pensi ada yang melakukan ritual bernama "mosingan"? Saya suka geli ngeliatnya. Tapi itu bagus kok. Berarti mereka sangat menghayati musik yang mereka dengarkan.

Musik bisa juga membangkitkan emosional.
Musik bisa bikin happy, sedih, relax dan sebagainya. Musik itu bisa mencetak mood kita. Jadi jangan dengerin lagu melow kalau lagi patah hati. It's a big mistake. Malah nambahin bikin galau, iya.
Saya pernah dengar, musik juga bisa bikin orang gila. Di jaman perang dunia dulu, ada sebuah musik khusus yang diciptakan untuk tahanan perang. Buat wawancara penyelidikan, para tahanan diperdengarkan sebuah musik dalam jangka waktu beberapa jam. Mereka jadi frustasi dengerin musik yang menyiksa telinga dan otak itu secara terus menerus. Sehingga pada akhirnya mereka menjawab dengan jujur setiap pertanyaan yang diajukan.

Musik itu hiburan paling murah dan mudah ditemukan. Sayang banget kalau ada orang yang nggak suka sama musik.

I believe in music the way some people believe in fairytale (August Rush)

Untuk menciptakan musik yang bagus itu ternyata nggak gampang. Saya selalu bermimpi bisa memainkan alat musik dengan baik dan benar. Sekarang lagi belajar gitar. Lumayanlah beberapa kord bisa. Gitar papa saya sabotase. haha..*ketawa setan
Tapi pengen juga bisa main piano. Sayangnyaaaa nggak punya piano. Daaaann harga piano ituu.... *buka dompet *tutup lagi
#hopeless

Menurut saya, orang yang lagi main musik itu keliatan seksi aja. Apalagi kalau cowok. haha... 
#cumaopini

Oya, suara kita itu juga bagian dari musik yang diciptain spesial dari Tuhan buat kita. Beruntung banget orang-orang yang punya suara bagus. 

Some people tell everything with music better than just speak up.

Pokoknyaaa.. I LOVE MUSIC :)

Sekian postingan kali ini
salam cinta, salam ceria :)
fadilla kurniasari
Sebenernya udah lama pengen posting ini, tapi kelupaan terus. Kejadian ini terjadi beberapa minggu lalu, di suatu malam. Saat itu saya belum tidur, nggak tau kenapa jam sudah menunjukkan waktu dini hari tapi ni mata masih melek juga. Saya duga mungkin dikarenakan habis minum benda yang bernama kopi.
*puter lagu Rhoma Irama-Begadang

Oke..jadi ceritanya saya lagi guling-guling nggak jelas di tempat tidur. Saya tidur sekamar sama adik saya dan adik saya waktu itu sudah tidur. Ayah saya waktu itu lagi nggak di rumah. Beliau main badminton sama tetangga di lapangan badminton deket rumah. Sedangkan ibu saya sudah terlelap pulas di kamar belakang. Jadilah saya di tengah malam itu satu-satunya yang masih sadarkan diri.

Genteng di atas kamar saya bunyi "dug" pelan awalnya. Saya mencoba menajamkan indera pendengaran saya. Lalu ada bunyi yang sama sekali lagi. Saya tidak terlalu mempermasalahkan pada awalnya. Mungkin kucing, pikir saya. Mbah Siti, tetangga depan rumah saya punya banyak kucing dan itu kucing bisa aja lagi main-main di atas genteng. Lagi nyari tikus atau apalah..
Tapi saudara-saudaraaa..ada bunyi lagi kali ini bunyinya kayak orang jalan di atas genteng!
Saya nggak tau apa khayalan saya yang kelewat canggih kayak spongebob atau emang benar dugaan saya tapi suer waktu itu saya jadi waswas siaga satu.

Rumah sebelah kiri saya memang kosong nggak ditempati. Dan tembok kamar saya persis sebelahan sama rumah tetangga sebelah. Saya mulai menduga-duga, kalau emang ini maling, dia mau menjarah rumah saya apa rumah sebelah? Dan saya berdoa rumah sebelah aja yang dimaling #eh!

Masih ada bunyi sesuatu yang jalan-jalan di atas genteng kamar saya. Saya mulai risih dan berpikir apa yang harus saya lakukan. Sempat terlintas baca ayat kursi, tapi ini kan bukan setan yang lagi dihadapin -_____-

Saya mulai ngaco, bayangin gimana kalau itu maling lagi ngintipin saya di balik celah eternit. Belum lagi gimana kalau eternit kamar saya roboh kayak eternit di KFC Pandanaran Semarang? Ci Luuukkk Baaa saya ketemu sama si maling yang jatuh dari atas. Hiiiiiiii...horor amat!
Saya terpikir untuk telepon ayah saya yang lagi di lapangan tidak jauh dari rumah. Maksud saya supaya si papa saya suruh pulang aja.

Baru mau ngambil hape itu suara udah nggak ada lagi. Aneh, tiba-tiba sepi banget. Saya menajamkan pendengaran saya lagi dan sepi................
Sampai beberapa menit saya menunggu, masih sepi............
Saya bernapas lega, ngucap Alhamdulillah ribuan kali lebih banyak dari Syahrini. 
Mungkin malingnya dapat hidayah dari Yang Maha Kuasa kali yak?. Kemudian saya mencoba untuk memejamkan mata. 

Satu menit,
dua menit, 
tiga menit, 
empat menit, 
saya mulai mengantuk. Dan.....

GUBRAK!GEDUBRAK!DUBRAK!!!!!!!!!

Jantung saya nyaris copot.
"MMIIIIAAAAAAAUUUUUWWWWWWWWW" suara kucingnya mbah Siti lari-lari di atas genteng lagi ngejar tikus. Dasar kucing kampreeettt!!!!

fadilla kurniasari
Sebagai seorang mahasiswa semester 1, saya sedang adaptasi sama yang namanya dunia perkuliahan. Bau seragam SMA rasanya masih bisa saya ingat dengan baik dalam memori saya. Nah, setelah memasuki bangku kuliah, ternyataaaa baru saya tahu kalau kuliah itu jauh berbeda sama jaman SMA.
Dari mulai yang paling kasat mata, misalnya adalah soal seragam.

Kalau di bangku kuliah, pakaiannya bebas. Jadi kelihatan deh, siapa yang fashionista, siapa yang polos dan nista (lho)
Saya terus terang suka pake seragam. Bukan berarti karena saya memiliki selera pakaian yang payah (walaupun mungkin ya) tapi ini dikarenakan seragam bisa menjembatani perbedaan strata sosial. (Tumben bisa ngomong waras. haha..).
Dulu waktu jaman SMA saya sukaaaaaa banget sama seragam saya terutama seragam batiknya. Walaupun seragamnya udah buluk banget tapi saya suka makenya. Dulu kalau nongkrong di mall-mall rasanya bangga banget make seragam itu. And guess what, seragam sekolah itu ajaib! Kalau saya bepergian dengan seragam sekolah akan lebih irit bila dibanding bepergian dengan baju biasa. Kan tarif pelajar... :)

Terus, saya paling shock ada perbedaan yang sangat signifikan antara guru dan dosen. 
Dosen itu jaraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang banget yang baik. Walaupun ada juga yang baik. Dan dosen itu nggak bisa jadi kayak temen seperti guru. Dosen itu yang bener-bener musti dihormati, dipatuhi semua omongannya pokoknya kalau kata orang jawa mah "sendika dawuh". Beda ama guru, kalau saya pikir-pikir guru saya jaman SMA dulu itu stok kesabarannya banyak banget. Jadi terharu dan ngerasa bersalah. haha...
Eniweiii...kangen juga sama guru-guru SMA 

Oyaaa.. soal nilai nih..
Saya nggak ngerti apa saya yang mengalami kemunduran kinerja otak atau memang kuliah itu nyari nilainya susah. Dulu pas jaman SMA kayaknya cari nilai tu gampang. Seenggaknya sambil merem dan nggak merhatiin pelajaran aja masih bisa paham materi. Tapiiiiiiiii kalau kuliah, hadeeeeehhhh...
Saya sering belajar bareng sama temen-temen kalau pas mau ada kuis, tapi kok rasa-rasanya sama aja nggak sukses ngerjain kuisnya. -________-
*nyanyi soundtrack warkop *kita nggak pernah sukses...
jadi apanya yang salah ya??? 
*garuk tembok

Lalu, tentang minat belajar.
Saya merasa waktu jaman SMA dulu kegiatan belajar tuh kayak udah jadi rutinitas biasa. Saya belajar kayak saya makan nasi. Tapiiiii waktu kuliah sekarang, mau belajar itu rasanyaaaaaaaa males tingkat dewa bujana.
Pokoknya adaaaaaa aja hal-hal yang membuat batalnya agenda belajar. Belajar yang saya maksud disini adalah belajar dalam konteks makna yang sebenarnya. Bukan mengerjakan PR atau tugas. 
Membangun mood belajar itu susahnya kayak bangun candi Borobudur. Saya baru bisa belajar kalau sedang dalam keadaan kepepet. Misalnya bila keesokan harinya ada kuis. Itu aja juga godaannya naujubilah. Entah jejaring sosial, entah acara TV whatever pokoknya adaaaa aja.

Saya juga menduga kurangnya minat belajar mungkin dikarenakan materi yang diberikan tidak sama seperti saat di SMA. Di bangku kuliah, nyaris nggak ada buku pelajaran yang berwarna, bergambar, ringkas dan mudah dimengerti. Saya paling-paling belajar dari slide-slide yang diberikan dosen. Itupun saya juga harus belajar tidak ceroboh supaya kertas-kertas materi itu tidak hilang.

Pokoknyaaaa kuliah ituuuuuu..... ya gitu deh.. beda sama sekolah. 
Saya lagi cenat cenut mikirin nilai semester 1 saya nanti bentuknya kayak gimana. Bisa bikin orangtua pingsan berdiri apa nggak. 
#prayforuas
#comingsoon

Pembaca blog yang budiman, sekian postingan kali ini. Thank you for visiting my blog.
salam cinta, salam ceria :)
fadilla kurniasari
Hari Rabu..
*baca schedule
jadwal kuliah saya sebenarnya ada 3 matakuliah, tapi berhubung sang dosen bioselmol sedang "kuliah juga" jadi matakuliah beliau pindah jam tayang. (kayak tipi aja) -___-
Nah, schedule saya jadi tinggal Farmasetika jam 07.00-09.00 dan Bahasa Inggris jam 12.00-14.00
Di sela-sela jam kosong antara 2 matakuliah tersebut saya, Iyah, Finda, Dea, Dias, Chil dan Denny melancong ke kosan Chil. Apakah yang kami lakukan selama kurang lebih 3 jam tersebut? jawabannya adalaaaahh....."nonton film".

ehmm,,, Pemberitahuan saja, saya punya teman seorang movie holic bernama Denny Ardianto.
*tendang Denny *nebar kembang
Denny ini hobi banget nonton. Kasetnya juga banyak deh. Jadi kalo pas hari Rabu si Denny selalu bawa CD film. Bawa speaker juga! niat banget Denny, yah walau speakernya dibungkus tas plastik kresek hitam -_____- kayak nasi bungkus

Pembaca blog yang budiman, nonton film itu pekerjaan yang paling asik kalo dilakukan berjamaah. Nonton film sendirian dengan nonton film rame-rame bareng teman itu beda deh rasanya.
Baru-baru ini kami nonton film ORPHAN. 
Pernahkah anda nonton film ini?
Buat yang belum, saya kasih tau deh. Tapi dikit aja ya. Kalo semua tangan saya pegel.

Orphan ini cerita tentang sepasang suami istri bernama John dan Kate yang punya 2 orang anak Daniel dan Maxine. Kate ini baru saja mengalami keguguran anak ketiga. Dia sangat depresi. Sedangkan dua orang anaknya, yang satu (Daniel) itu nakal dan cuek banget sama ibunya, terus sang adik (Max) bisu dan setengah tuli. Kate dan John akhirnya memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan. Dapatlah akhirnya seorang anak cewek yang manis bernama Esther. Awalnya Esther ini manis dan baik banget. Cuma Daniel yang nggak suka sama Esther. Tapi lama-lama Esther mulai nunjukin sikap2 aneh. Bahkan dia suka sama John, bapak angkatnya sendiri. Dia juga melakukan segala cara untuk memisahkan Kate dan John, bahkan membunuh orang sekalipun.Belakangan diketahui ternyata Esther adalah pasien yang kabur dari Rumah Sakit Jiwa dan menyamar sebagai seorang anak 9 tahun di panti asuhan. Esther ini umurnya 33 tahun bok! dia mengalami kelainan hormon pertumbuhan (maaf, mungkin sejenis seperti Daus Mini). 

Pas nonton film ini kami bertujuh nonton di dalem kamar Chil, pintu ditutup dan lampunya dimatiin. Untung ibu kosnya Chil nggak dateng, soalnya beliau biasanya suka ngecheck kamar-kamar. Ntar dikirain kami lagi ngapain, mana ada cowok (Denny) lagi -___-
Saya dan Denny udah pernah nonton film ini, jadi kami nggak hebring kayak kelima teman kami.
Misalnya si Dea.. Dengan postur yang (sangat) tidak bisa dibilang kurus, Dea yang duduk di kasur bagian belakang protes mulu gara-gara kesempitan dan gundah gulana tidak dapat meletakkan pantat dengan baik.
Si Finda yang dengan santai tiduran telentang memenuhi sebagian besar wilayah kasur Chil berantem sama Dea. Begitu pula Dias yang duduk di dekat Dea juga ikut kegusur. Mereka itu ribuuuuut aja -___-
Saat film sedang berlangsung, keributan malah tambah parah. Waktu adegan si Esther bunuh orang, pada tereak-tereak kayak emak-emak ngelairin. Gile, sadis banget cuy si Esther. Ada juga waktu adegan Esther mukul orang pake palu, si Finda teriak sambil ngangkat guling. Iyah dan Dias yang ada di belakang Finda pada ngamuk gara-gara gambarnya ketutupan. Pokoknya keributan kami nggak kalah heboh sama keributan supporter bola. Untungnya waktu itu nggak ada penghuni kos yang lain, jadi nggak ada yang nggedor-nggedor pintu dan ngamuk gara-gara keberisikan kami.
Sayangnyaaaaaa si Chil lupa ngecharge laptopnya, pas filmnya kurang dikit udah mau selese malah laptopnya mati gara-gara baterenya habis -________-
Seisi kamar pada teriak kecewa deh 
*penonton kecewa *lempar tomat
Selesai nonton film pada bikin kesimpulan masing-masing. Dea bilang, "Jadi Orphan itu: Orang Phanti" -___- (maksa dikit, tapi bolehlah) 
Terus banyak juga yang bilang "Jangan ngasih nama anak kita besok Esther!!!" (masuk akal sih, saya juga ogah)
Kalo si Finda bilang "heh, nggak usah ngadopsi anak" haha..
si Iyah bilang "jangan sampe punya suami kayak John, nyebelin deh nggak percaya sama istri sendiri"
Hahaa.. jadi rada paranoid gitu. Memori film Orphan ini kami bawa sampe pas kuliah Bahasa Inggris. Jadinya pas pelajaran adaaaa aja yang bikin kami ngehubung-hubungin sesuatu ama film itu. (jangan tiru hal ini! hanya dilakukan oleh profesional) *plak!

Intinya, nonton film bareng-bareng itu asik.
Sayangnya ada berita kurang menyenangkan. Rencananya minggu depan matakuliah matematika dilangsungkan hari Rabu, di jam kami nonton!!! oohh tidaaaaaaaakkkkkk!!!!!!!!!!!
Semoga aja nggak jadi deh.. Wednesday is movie time!!

Baiklah pembaca blog yang budiman, sekian postingan nggak penting dari orang paling nggak penting sedunia. Terimakasih sudah mengunjungi blog tidak penting ini.
Salam cinta, salam ceria :)