fadilla kurniasari
Pembaca blog yang budiman, terimakasih anda masih setia membaca postingan-postingan di blog saya :D
It means everything for me, sure.. :)
Kali ini saya akan bercerita tentang teman saya di kampus. Karena saya tidak mau dilaporkan ke kantor polisi gara-gara kasus pencemaran nama baik, maka saya akan menyamarkan nama teman saya. Kan repot urusannya nanti kalau saya masuk infotainment dan jadi terkenal (hayyyaaaah -_____-) *abaikan

Jadi anggap saja nama teman saya adalah si "X"
Dia teman saya sekelas di kampus. 
Dia pintar. Tidak hanya lebih pintar dari saya, mungkin juga lebih pintar dari sekitar lima puluhan mahasiswa lain di kelas kami.
Dia rajin. Tidak hanya lebih rajin dari saya, mungkin juga lebih rajin dari sekitar lima puluhan mahasiswa lain di kelas kami.
Dia selalu memperhatikan setiap detil omongan yang keluar dari mulut dosen. Bahkan jikalau memungkinkan, dia mungkin juga tidak akan bernapas saat dosen sedang menjelaskan materi kuliah di depan kelas. Pokoknya semua penjelasan dari dosen harus masuk kedalam kepalanya.
Dia memiliki segala buku, modul, fotokopian, materi pokoknya benda apapun yang menunjang perkuliahan.
Teman saya ini hebat kan :)

Tapi saya menyayangkan suatu hal dari teman saya yang hebat ini.

Teman saya adalah si pemain tunggal, dan dia tidak suka diusik.
Suatu ketika saya pernah sekali minta diajari olehnya tentang materi suatu matakuliah yang tidak saya mengerti. Dan tahukah anda apa yang terjadi? dia menolak saya mentah-mentah :)

Teman saya adalah si pemain tunggal dan dia tidak suka diusik.
Pernah suatu ketika saya mendapat cerita dari teman dekat saya tentang si "X". Jadi teman saya waktu itu satu kelompok dengan si "X". Kemudian waktu mengerjakan tugas kelompok, si "X" mengerjakan sendiri  sekitar 80% tugas tersebut tanpa kompromi dengan rekan satu kelompoknya. Teman saya tidak diberitahu apa-apa pokoknya tahu-tahu tugas tersebut udah jadi aja :)

Teman saya adalah si pemain tunggal dan dia tidak suka diusik.
Di kampus, biasanya hanya beberapa mahasiswa yang ngopi slide-slide materi kuliah dari dosen, lalu yang lainnya kemudian pinjam dan ngopi dari temannya yang sudah ngopi tadi. Teman saya si "X" ini tentu saja termasuk dalam kategori mahasiswa yang ngopi dari dosen, tapi dia bukan termasuk dalam teman yang mau meminjami pada temannya :)

Saya mencoba mengerti ketika teman saya si "X" tidak mau mengajari saya kala itu. Mungkin dia memikirkan tentang teori hukum "untung-rugi dan timbal-balik". Saya menyadari mungkin saya tidak bisa memberikan simbiosis mutualisme seperti yang dia harapkan. Mungkin dia berpikir kalau dia mengajari saya, dia hanya akan memberi keuntungan pada saya, tapi dia tidak mendapatkan apapun dari saya. Saya mengerti akan hal tersebut dan saya tidak tersinggung :)
Saya hanya prihatin terhadap teman saya ini, dia melewatkan suatu hal penting.
Saat dia bersikap seperti itu berarti yang ada dalam pikirannya kala itu:
1. Dia pintar
2. Saya tidak
Tidakkah itu suatu tindakan yang bernama "sombong"?

Dan lagi, kita selalu bisa belajar apapun dari siapapun. Manusia memang majemuk dan kapasitas masing-masing individu berbeda satu sama lain, tapi semua orang punya kekurangan dan juga kelebihan.
Kita selalu bisa belajar sesuatu dari orang lain, bahkan sekalipun bila orang tersebut (maaf) idiot, cacat, miskin, hina, bodoh apapunlah.
Jadi hendaknya jangan pernah kita meremehkan orang-siapapun itu. :)

Ambisi juga perlu, saya salut dengan semangat belajar teman saya tersebut. Seperti kata pepatah mimpi tanpa ambisi untuk mewujudkannya itu seperti burung tanpa sayap. Tapi ketika ambisi tersebut porsinya overdosis, maka secara alamiah yang namanya "ego" akan menyelimuti kita. Dan lagi, ketika kita tak bisa mencapai target yang telah ditetapkan, atau ketika kita mengalami sesuatu yang bernama jatuh, maka perasaan kita akan terluka sangat dalam.
Saya tidak bilang teman saya ini egois, tidak. Saya hanya bilang dia melewatkan hal penting tersebut :)

Namun, pada akhirnya saya juga tidak memiliki hak secuilpun untuk protes terhadap sikapnya. Dia berhak menentukan mau menjadi seperti apa dirinya.
Dan lagi, dia tetaplah dia
yangmana adalah teman saya :)

Postinganm kali ini bukan bermaksud sok mengkritisi ataupun menjelek-jelekkan teman saya, tidak. Saya hanya berharap saya dan para pembaca blog bisa belajar sesuatu dari teman saya ini.:)

Sekian postingan kali ini
Salam cinta, salam ceria :)
Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar